INDONESIA masih punya KAMU
Ya, kamu yang masih menyempatkan diri membaca tulisan yang judulnya sedikit menyisakan nasionalisme, yang menurut seorang kawan, entah layak entah tidak untuk dibahas. Indonesia tidak harus terlalu bersedih karena masih ada kamu yang peduli dengan isu-isu membela Negara yang memang tidak lagi dilakukan dengan menghunus bambu runcing tapi menghunus pena dan berperang wacana. Indonesia tidak perlu bersedih.
INDONESIA masih punya KAMU
Ya, kamu yang di sela-sela kesibukan sehari-hari masih sempat melirik seorang anak tak beruntung yang tidak bisa menikmati enaknya sesendok nasi hingga siang hari. Indonesia akan bangkit lagi karena masih ada kamu yang menyisihkan sebagian beasiswa yang pas-pasan untuk biaya sekolah anak-anak tak mujur di negeri ini.
INDONESIA masih punya KAMU
Ya, kamu yang masih menyempatkan diri berbicara berapi-api tentang keterbelakangan negeri ini seraya mengajak satu-dua sahabat untuk berbuat sesuatu. Kamu yang masih sempat menangis terisak menyaksikan penderitaan TKW kita di Malaysia yang terhempas tak berharga seraya menulis sebuah surat pembaca di harian nasional.
INDONESIA masih punya KAMU
Ya, kamu yang masih rajin mengirimkan email berantai mengajak reman-teman untuk menjadi orang tua asuh bagi satu-dua anak negeri yang tergeletak tak berdaya karena tertindas jaman. Kamu yang masih peduli walaupun tidak dengan bertumpuk uang dan segepok kekuasaan.
INDONESIA masih punya KAMU
Ya, kamu yang dengan tulus menjaga anak dan membesarkannya dengan kasih sayang yang tidak memanjakan. Kamu yang mengajarkan pada generasi bangsa ini bahwa di negeri ini ada banyak agama dan kepercayaan yang sama baiknya sehingga mereka belajar menghargai sejak dini. Syukurlah INDONESIA masih punya KAMU!
AKU ingin seperti KAMU
Ya, kamu yang tidak sepertiku, hanya bisa menghujat pemerintah karena korupsi sekaligus tanpa kusadari akupun telah korupsi kecil-kecilan. Aku sadar, mengeluh saja tidak cukup. Aku ingin seperti kamu!
AKU ingin seperti KAMU
Ya, kamu yang tidak seperti diriku, telah luntur binasa kecintaannya pada pertiwi hanya gara-gara kenikmatan duniawi di negeri orang yang sempat kurasakan sejenak. Aku ingin seperti kamu yang dengan bijak menikmati kelebihan negeri orang tanpa menjadi benci pada Indonesia.
AKU ingin meniru KAMU
Ya, kamu yang tidak sepertiku, berlari dari kenyataan dan malu mengakui Indonesia sebagai bangsa sendiri dan kabur ke Negara tetangga untuk menjual ilmu yang tanpa aku sadari, kuperoleh dengan kebaikan hati Indonesia. Jangankan untuk kembali ke pangkuan pertiwi, menolehpun aku tak sudi. Aku kini sadar, AKU INGIN SEPERTI KAMU!
0 comments:
Post a Comment